Nampak pelajar tingkat SD tengah berada di sekolah. (Foto. Ilustrasi)

MANADO,KLIKJO.ID- Masih tingginya kasus covid-19 di Provinsi Sulut membuat sebagian besar orangtua masih menolak belajar tatap muka diberlakukan kembali, seperti yang disampaikan Presiden, Joko Widodo.
Mereka sangat khawatir terjadi sesuatu kepada pelajar jika sekolah sudah dibuka seperti sediakala, mengingat penyebaran virus Corona yang terus meluas.
“Anak kami semata wayang masih berstatus pelajar tingkat SMA. Kami selalu mengingatkan untuk menghindari kerumunan di semua tempat manapun. Kalau sudah masuk sekolah dan belajar tatap muka, waduh berarti sudah terjadi perkumpulan orang dalam hal ini pelajar. Jadi apapun alasan pemerintah, saya belum terima untuk saat ini,” tuturnya, Sabtu (21/08/2021).
Ia mengisahkan, hampir tiap hari ada saja warga yang terpapar dan meninggal akibat virus Corona, baik dilihatnya secara langsung maupun dengar kabar.
“Ada rasa khawatir jika nanti anak kami jadi korban. Jadi, saya lebih memilih pembelajaran dalam jaringan atau daring karena itu lebih layak dan tepat,” kata Herold.
Terpisah, sikap menolak belajar tatap muka juga disampaikan Windra Wawointana, warga Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea, Kota Manado.
“Saya belum setuju jika pemerintah memberlakukan lagi belajar tatap muka. Banyak pertimbangan untuk melaksanakannya di tengah pendemi Covid-19. Dan bukan alasan tepat di situasi sekarang melaksanakan kegiatan belajar tatap muka asalkan pelajar sudah divaksinasi dan memakai masker. Apalagi, berdasarkan informasi terakhir yang saya dengar bahwa kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Sulut sudah sebanyak 30 ribu orang. Ini jumlah yang tak sedikit loh. Saya dan bahkan semua orangtua pasti tak menginginkan anak sendiri yang masih berstatus pelajar terkena atau positif Corona. Jujur saja, saya khawatir sesuatu terjadi kepada anak saya yang masih SD jika kegiatan belajar tatap muka di sekolah diaktifkan lagi,” ujarnya.
Pun demikian bagi Max Tumbel, warga Kelurahan Kolongan 1, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon. Lelaki yang berprofesi sebagai tukang atau bas bangunan ini menuturkan, barusan bercakap-cakap dengan teman-teman seprofesi soal pernyataan Presiden soal belajar tatap muka sudah bisa.
“Teman-teman saya ini memiliki anak pelajar dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Semuanya menyatakan tak ingin belajar tatap muka dilaksanakan, belum cocok. Alasannya satu karena Corona. Lain lagi jika situasinya sudah mulai pulih, mereka termasuk saya tentu mengizinkan anak untuk belajar di sekolah lagi. Jadi pada intinya, kalau sekolah tatap muka, ya kami semua khawatir, biarpun anak kami sudah divaksinasi dan memakai masker. Belum saatnya,” ucap Max.
Ia maklum jika ada pelajar yang menyatakan sudah jenuh belajar daring dan ingin kembali belajar di sekolah. Namun kejenuhan itu bisa dianggapnya biasa.
“Namanya juga anak-anak, kita maklumi saja,” sembur Max.
Pernyataan sikap mereka ini guna menanggapi penyampaian Presiden Joko Widodo yang membolehkan semua pelajar bisa belajar tatap muka asalkan sudah divaksinasi dan memakai masker. Bahkan kini telah terbit Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri.(jkr/*)