Foto : Bupati Minsel Frangky D Wongkar SH bersama Kepala BNPB meninjau lokasi bencana.

MINSEL, KLIKJO.ID–Pasca bencana alam abrasi Pantai yang terjadi  Rabu 15 Juni 2022, sekitar pukul 14.00 Wita, di Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan, mengakibatkan puluhan rumah, jembatan serta jalan tenggelam. Hal ini langsung  direspon super cepat Bupati Minahasa Selatan Frangky Donny Wongkar SH.

Pada Kamis 16 Juni 2022, Bupati  yang akrab disapa FDW mendatangi lBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di jakarta dan menyerahkan proposal permohonan bantuan Dana Siap Pakai (DSP), Surat Keterangan (SK) penetapan Status keadaan darurat bencana dan pembentukan Pos Komando penanganan darurat bencana di Kabupaten Minahasa Selatan. Dan diterima Deputi III BNPB Mayjen TNI Fajar Setiawan dan Direktur DSDD  Rustian.

Perjuangan orang nomor satu Minsel tak sia-sia, langsung  direspon BNPB,. Terbukti pada Jumat 17 Juni  2022 Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto didampingi Deputi III BNPB, Kakordalops,, bersama jajaran Kapus Meteorologi BMKG RI dan Koordinator kedaruratan Menko PMK RI , langsung terbang ke Sulut,  mendatangi lokasi bencana Kawasan Pantai Kambiou di Kecamatan Amurang .

Rombongan BNPB langsung menuju lokasi bencana alam, didampingi   Bupati Frangky Donny Wongkar, Sekdakab Gledy N Kawatu, SH, MSi , Kepala Dinas Kominfo Royke Mandey, SH dan sejumlah kepala OPD jajaran Pemkab Minsel, serta unsur Forkopimda.

Secara singkat  Bupati FDW memaparkan  kondisi kawasan jembatan ranowako  sebelum terjadinya bencana abrasi, dan secara langsung memperlihatkan situasi lokasi pasca bencana yang menenggelamkan puluhan rumah, jembantan dan jalan  sekitar 500 meter.

Rombongan BNPB bersama Bupati selanjutnya mendatangi Pos Pengungsian di Balai Pertemuan umum Kelurahan Lewet. Yang menampung  43 Kepala keluarga sekitar 126 jiwa.  Kemudian Pos Pengungsian Aula Gereja Syalom kelurahan uwuran dua , Pengungsi 58 Kepala Keluarga , 227 jiwa.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan korban terdampak bencana  akan direlokasi, dan lahannya sementara disiapkan Kementerian BPN/ATR.

Sesuai dara, ada 41 rumah  terbawa air. Bahkan laporan hingga pagi tadi masih bertambah  lagi.

“Penyebab bencana,  belum bisa dipastikan  apakah lantaran abrasi atau likuafaksi karena kejadian  tidak didahului  fenomena alam. “Perlu kajian yang lebih dalam,” ujarnya.

Suharyanto menjelaskan, setelah tanggap darurat ada tim yang dikordinir  Kementerian PMK  akan mencari penyebab bencana ini, sudah Tentu  memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kepala BNPB dan rombongan  juga menyalurkan bantuan tanggap darurat sebesr 500 juta rupiah, serta logistik. Dan pada tahap rehabilitasi mungkin lebih besar lagi karena ada relokasi.

“Sesuai keputusan pemerintah, relokasi harus dipercepat dan biasanya dibangun rumah tipe 36 nilainya diatas 100 juta rupiah,” ujarnya lagi

Dia meminta Pemerintah daerah segera tentukan lokasi relokasi yang clean and clear tidak ada sengketa, tidak ada masalah hukum dan lahan milik negara.(Wen)