MANADO,KLIKJO.ID‐- Tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Sulawesi Utara khususnya Kota Manado sejak subuh hingga siang Jumat (27/01/2023), telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
Informasi sementara, hampir semua kelurahan terdampak bencana banjir. Namun terparah di Bailang, Mahawu, Dendengan Dalam, Paal 2, Kairagi, Tuminting, Ternate Tanjung, Banjer dan Sumompo.
Peristiwa memilukan terjadi di Kelurahan Kairagi Weru, dimana seorang bocah berusia 8 tahun bernama Frosenli Arbaan meregang nyawa akibat kena longsoran tanah.

Kondisi ini bak pepatah ‘untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak’. Di tengah guyuran hujan lebat dan genangan air yang mulai meninggi, para warga tak bisa berbuat banyak selain mengevakuasikan diri masing-masing ke lokasi aman.

Sementara itu, sejumlah pihak antaranya kepolisian dan Basarnas Manado langsung turun lapangan melakukan evakuasi warga, terutama balita, anak-anak dan lanjut usia.

Sebagaimana dikatakan Fery Arianto, Humas Basarnas Manado, sedikitnya 35 personel dan 3 perahu karet diturunkan ke lapangan untuk membantu evakuasi warga.
“Saat ini tim kami berada di lapangan dan tetap stand-bye sampai cuaca sudah normal,” tukasnya, Jumat siang (27/01/2023).
Sementara itu, Walikota Manado, Andrei Angouw dan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey turun langsung memantau situasi dan kondisi di beberapa kelurahan yang terdampak bencana.

Baik Walikota maupun Gubernur langsung memerintahkan seluruh jajarannya untuk siaga dan stand by menghadapi situasi dan cuaca ekstrim.
Kepada warga, 2 top eksekutif ini mengimbau untuk lebih waspada dan langsung bergerak menjauh dari lokasi-lokasi yang rawan bencana.
“Tetap berdoa kepada Tuhan dan waspada dengan situasi alam. Hindari lokasi rawan bencana,” ucap Gubernur.(HEN/KER)