MINSEL, KLIKJO.ID–Bermaksud mencari tambahan rezeki di kawasan  pertambangan Desa Tokin Kecamatan Motoling Timur,  tiga penambang malah tertimbun longsor. 


Dilaporkan dua warga bernama Yanni Lombok (45), Melky Karuh (37) dan Decky Kumayas (60), warga Desa Tokin Baru Kecamatan Motoling Timur tewas setelah tertimbun bongkahan tanah dan batuan yang longsor. 
Sementara Decky Kumayas (60) warga yang sama, lolos dari maut dan berhasil keluar dari lobang. Decky  mengalami luka robek di bagian kepala dan patah tangan.

Peristiwa naas itu terjadi Kamis (18/03/2021), sekira Pukul 17.30 wita, tepatnya diareal pertambangan  di terowongan 13, lokasi PT SEJ (Sumber Energi Jaya).
Informasi yang dirangkum menyebutkan, sebelumnya ketiga korban dan 13 warga lainnya melakukan penambangan emas ilegal di lokasi  milik PT SEJ dari pukul 17.00 wita.

Saat ketiga korban sedang mengais rep atau matrial emas dalam terowongan di kedalaman  sekitar 200 meter dari pintu masuk terowongan, tiba-tiba batu bercampur tanah diatas mereka longsor dan langsung menindih tubuh mereka.
Kedua korban Yanni Lombok dan Melky Karuh, diduga tewas setelah tertimbun matrial batu. Sementara Decky berhasil lolos setelah dengan susah paya menggeser matrial yang menindih sebagian tubuhnya.

Walaupun mengalami luka robek di kepala dan patah tangan korban bisa keluar dan langsung dirawat tim medis Perusahaan.


“Kami sempat dengar suara gemuruh  dalam terowongan, kemudian bersama penambang lainnya mengecek ke sumber suara dan kami melihat Melky Karuh  dan Yanni Lombok sudah tertimbun material batu didalam terowongan yang berjarak sekitar 200 meter dari pintu masuk terowongan,” ujarJendry Umboh (21), warga Desa Tokin Baru, juga salah satu penambang.

Sementara sejumlah penambang lainnya, berusaha membantu dan melaporkan peristiwa itu ke pemerintah setempat.
Asal tahu saja terowongan atau tunnel yang longsor tersebut merupakan lokasi yang sudah ditutup pihak PT SEJ. Pihak pemerintah dan masyarakat Desa Tokin berkoordinasi dengan perusahaan melakukan evakuasi korban yang masih tertimbun di dalam terowongan 13 serta membuka kembali akses pintu terowongan lainnya yang memiliki tembusan ke terowongan 13 dengan menggunakan alat berat excavator. 


Pukul 20.40 wita, Setelah akses terowongan terbuka, korban Yanni Lombok dan Melky Karuh, ditemukan  meninggal dunia dengan posisi tertindih bebatuan besar.
Proses evakuasi melibatkan unsur gabungan, Polri 29 personel, TNI 5 personel, Basarnas 8 personel, 30 masyarakat relawan dan Pol PP 5 personel.  


Kapolres Minsel AKBP S. Norman Sitindaon, SIK, membenarkan peristiwa itu, dan mengimbau warga tidak melakukan aktivitas penambangan illegal. “Resikonya tinggi, nyawa taruhannya.  Masyarakat  jangan nekat melakukan aktivitas penambangan liar, selain melawan hukum juga membahayakan keselamatan jiwa,” imbau Kapolres Minsel.(wen)