TOMOHON,KLIKJO.ID- Pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Gunung Maria (GM) mengklarifikasi berita yang dipublis media ini soal seorang pasien asal Desa Kolongan Kecamatan Kombi, Andrisen Rey meninggal dan divonis positif covid.
“Kami melaksanakan pelayanan sesuai protokol kesehatan dan standar pelayanan masa pandemi Covid-19. Tidak ada unsur kesengajaan di sini,” bantah Direktur RSU Gunung Maria, dr Frankly Oktavian Palendeng, baru-baru ini.
Ia mengisahkan, sewaktu pasien datang, denyut nadinya sudah tidak ada. Dan pasien sudah dinyatakan meninggal dunia. “Namun karena suhunya masih hangat, petugas berusaha melakukan resuisitasi dengan tindakan memompa jantung dan sebagainya. Tetapi akhirnya memang sudah tidak bisa tertolong lagi,” tuturnya.
Bahkan pengakuan pihak keluarga, pasien ada riwayat batuk-batuk dan suhu tubuh sempat pernah di atas 38.
“Kan kita tahu bersama, kalau tubuh panas di atas 39 derajat dan batuk-batuk, itu masuk kategori gejala Covid-19 dan termasuk kriteria suspect,” tandasnya.
Semuanya sudah dijelaskan dalam protokol dari Kemenkes maupun BNPB mengenai upaya penanggulangan pencegahan penyakit menular.
Setiap orang atau pasien dengan gejala yang mengarah ke Covid, tentu rumah sakit akan melakukan screening terlebih dulu, dan itu sudah sesuai dengan panduan protokol kesehatan.
Ia pun mengakui jika perawatnya yang bertugas melakukan pengambilan sampel dengan melakukan pencolokkan hidung pasien Andrisen Rey. Hasilnya memang positif.
“Keluarga pasien melihat langsung hasilnya. Ternyata ada strip dua garis, itu artinya pasien positif,” tandasnya.
Soal pakaian jas yang dikenakan ke jenazah, kata dokter, itu karena keluarga yang minta. “Tetapi jenazah sebelumnya sudah di wrapping,” semburnya.
Menjadi tradisi sejak lama RSU Gunung Maria, setiap pasien yang masuk langsung ditindaklanjuti terlebih dahulu. Pengambilan swab sesudah pasien meninggal dunia, ternyata belakangan adalah suspect.
“Itulah resiko nakes, kadang pasien gawat nakes sudah tidak berpikir covid atau tidak, tetapi diutamakan penindakan. Kendati akhirnya, baru sadar belakangan, ‘Waduuh, saya sudah kontak erat, ternyata pasien tadi pasien positif covid’. Naah itulah pergumulan-pergumulan beresiko para nakes kita saat ini,” ujarnya.
Kondisi sekarang di RSU yang dipimpinnya tak dipungkiri memang cukup mencemaskan. Jumlah pasien melonjak, banyak nakes yang terpapar. Sehingga tidak mengherankan kalau dalam satu shift tinggal 1 atau 2 orang saja yang bertugas dan beban kerja jadi banyak.
“Jadi kalau tambah dengan berita-berita miring, kadang bikin torang sakit hati. Karena sudah berbuat sesuai torang pe janji sebagai dokter atau perawat, tetap masih dianggap salah,” ketusnya.
Dan lebih memiriskan lagi, kata dia, pihak rumah sakit yang sudah bersusah payah dituduh sebagai penjahat kemanusiaan.
“Itu yang paling miris dan amat menyakitkan, padahal torang sudah berbuat sesuai peraturan dan prosedur dan berusaha memberikan yang terbaik,” semburnya.
Pasien yang masuk di rumah sakit semua menjalani screening supaya bisa dipisahkan mana yang covid dan tidak covid. Itu bertujuan untuk menghindari pencampuran pasien covid atau tidak yang nantinya akan dirawat.
Menurutnya, patut diketahui kalau pasien positif gejalanya tidak harus panas dan batuk. Sebab ada yang mengeluh, ’Aduh cuma ada cilaka motor, kiapa sudah positif?!. Tetapi saat di screening ternyata positif, mungkin saja si pasien tidak ada covid, cuma gejalanya muncul setelah berada di rumah sakit. Dan itu dialami hampir semua rumah sakit saat ini.
“Banyak pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di RSU Gunung Maria pulang karena sembuh. Jumlah yang sembuh cukup banyak. Tetapi 1 pasien yang meninggal disoroti, dibanding 100 pasien yang sembuh,” tuturnya.
Meski sudah ada edukasi jelas dengan baik-baik, ketika sesampainya di rumah jadi lain karena pihak lain ikut nimbrung sehingga akhirnya muncul resistensi.
Sebagai manusia biasa, pihaknya memaklumi kalau memang ada kebanyakan orang menolak dengan kenyataan. Padahal keluarga pasien adalah keluarga manajemen rumah sakit juga.
“Sama-sama berharap pada satu tujuan, yaitu setiap pasien boleh disembuhkan,” pungkasnya.(jkr)
RSU-GM Dituding Sengaja Mengcovidkan Pasien, Ini Bantahan Dokter Palendeng
Agustus 16, 2021 4:51 pm
1 Komentar
Haha masih suspect kote kwa, masa so duga positif? kan nda ada lab pcr le disana