
Bupati Hengki Yaluwo SSos memulai kariernya dan dilantik oleh kekuatan Negara pada bulan Oktober Tahun 2021,merujuk pada waktu itu sampai pada kini, orang nomor satu di Kabupaten Boven Digoel ini belum setahun memimpin daerahnya.
Awal pemerintahan tentu harus membentuk jejaring jaringan pemerintah pusat agar punya nilai dan mampu menciptakan peluang untuk percepatan pembangunan seutuhnya di daerahnya.Tanpa menyalahkan pemerintahan lama, ini hal wajar dikarenakan daerahnya masuk zona merah sebagai salah satu daerah tertinggal di Indonesia.
Oleh karena itu Bupati Hengki merujuk pada satu pepatah lama, “tidak dikenal tidak disayang”, dirinya tanpa lelah masuk keluar wilayah kementerian pusat, sedikit menjadi pengemis untuk memperkenalkan daerahnya agar menjadi prioritas dalam penanganan pembangunan pemerintah pusat.
Kunjungan yang intens dengan kementerian dan pihak investor pusat sedikit memberikan angin segar bagi nafasnya,walaupun sebenarnya rona lelah wajah pucat pasi selalu menghampirinya akibat totalitas tanpa batas untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Tak jarang dan kerap dirinya tertidur lelap di dalam roda empat hanya untuk mengejar sebuah program usulan yang harus mengikuti ritme kementerian pusat yang sedikit “bebal” dan sok berkuasa.
Sekembalinya juga ke daerah, dirinya harus mampu memberikan pelayanan ekstra bagi masyarakatnya. Ada yang datang dengan etika, adapun yang datang dengan sebongkah amarah. Tapi itulah dia, Hengki Yaluwo seorang pemimpin muda yang yang mampu berdialog mesra dengan berbagai massa.
Catatan pendek ini sedikit menggali kepedulian jerih payah seorang Bupati Hengki serta merta sedikit mampu menjawab carut marut dunia pemerintahan yang tak seindah dunia percintaan.
Pesan pendek dari Hengki Yaluwo : “Hidup ini untuk melayani, bukan untuk dilayani, mari berbuat baik tanpa basa basii”
Penulis : Roger Pelealu Lulus UKW PWI No : 2981-PWI/WDya/DP/VI/2012/12/05/72

Tinggalkan Balasan