MINSEL, KLIKJO.ID–Minimnya anggaran penanganan bencana alam longsor pantai Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut), tak membuat Bupati Frangky Donny Wongkar, SH (FDW) dan Wabup Petra Yanny Rembang (PYR) putus harapan .
Buktinya dengan modal semangat Mapalus atau gotong royong ala tou Minahasa, dalam tempo yang singkat sekitar satu bulan, FDW-PYR mampu mengkoordinir jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab), termasuk 17 Camat, 167 Hukum Tua dan 10 kelurahan untuk menyelesaikan pembangunan hunian sementara (Huntara).

Pada Sabtu (23/07/2022), Huntara mulai ditempati ratusan korban bencana, setelah peresmian yang diawali ibadah syukur, dihadiri Bupati dan Wabup, Kepala BPBD Propinsi Sulawesi Utara mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey, jajaran Pemkab Minsel, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekda Glady Kawatu, Ketua TP-PKK Else Rosje Sumual, Kapolres Minsel AKBP Bambang Herlyanto, Perwakilan Dandim Minahasa, Kasie Datun Kejari Amurang.
Bupati Minsel, Frangky Donny Wongkar, SH mengatakan, penyelesaian pembangunan Huntara sangat cepat, sekitar satu bulan, anggaran yang dibutuhkan Rp3,5 miliar, dana yang tersedia sangat minim.
Pemerintah Provinsi membantu Rp1 miliar, anggaran Pemkab Rp700 juta, dengan anggaran minim Rp1,7 miliar bisa menyelesaikan pembangunan Huntara dengan kapasitas 112 bilik.

“Huntara ini boleh selesai dengan semangat Mapalus, melibatkan ASN, hukum tua dan masyarakat Minsel yang bekerja 7-8 jam dan dikoordinir Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) serta dibantu TNI – POLRI ,” ujar Bupati FDW, sambil menambahkan, proses pembagiannya, keluarga yang lebih dari 5 jiwa diberikan dua bilik. Kurang dari 4 jiwa satu bilik.
Sementara itu Asisten I Setdakab Minsel, Benny Lumingkewas, menambahkan, sistim Mapalus sendiri merupakan teknik kerja sama untuk kepentingan bersama dalam budaya Suku Minahasa.
Semangat ini yang mendorong warga secara sukarela membantu menyumbang tenaga dan materi membangun Huntara di Desa Kilometer Tiga Kecamatan Amurang.
“Sesuai arahan Bupati, setiap hari mendatangkan sekitar 200 pekerja dari dua kecamatan dan OPD untuk kerja bhakti , sehingga Huntara bisa selesai sesuai rencana,” terang Lumingkewas.
Asal tahu saja sekitar 126 pengungsi korban bencana alam longsor pantai yang terjadi pada Selasa (15/6/2022) sore sekitar pukul 14.00 Wita waktu lalu, sebelumnya ditampung di Posko Pengungsian Aula Kelurahan Lewet dan Aula Kelurahan Uwuran.(Diskominfo/*/Wen)
Tinggalkan Balasan