![](https://klikjo.id/wp-content/uploads/2025/02/1000016267-1-300x178.jpg)
Catatan : Recky Wenly Kellah
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Kota Tomohon Tahun 2024 telah lama usai. Pun putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah final dan pihak penggugat telah menerima kekalahan. Semestinya polarisasi politik telah mereda dan segala pertengkaran akibat perbedaan orientasi politik berakhir. Sayangnya, meski pesta demokrasi telah selesai, keakraban sosial tidak serta merta membaik begitu saja.
Jejak-jejak polarisasi masih terlihat dari pertengkaran komentar-komentar media sosial facebook (fb). Saling serang terjadi yaitu pendukung pasangan calon nomor urut 3 (CSSR) dan pasangan calon nomor urut 2 (WLMM). ‘Tomohon Tangguh’ satu di antara grub fb jadi ajang perselisihan. Perasaan marah dan dendam kesumat tergambar dalam setiap postingan, baik menggunakan akun jelas maupun tidak jelas.Hubungan yang sebelumnya terjalik baik, baik teman, tetangga maupun keluarga, terputus hanya karena berbeda pilihan. Harmoni sosial mulai menghilang.
Baik pendukung calon menang maupun pendukung calon kalah saling sindir. Keterlibatan oknum-oknum PNS/ASN lingkup Pemerintah Kota Tomohon tatkala proses demokrasi berlangsung disebarluaskan di media sosial. Bukan hanya staf biasa yang dituduh terlibat dalam dukung-mendukung, juga pejabat esalon IV, III dan II.
Bagi sebagian pendukung calon menang, PNS/ASN yang terlibat dalam politik praktis dan tidak loyal kepada atasan harus diberi sanksi tegas berupa mutasi dan nonjob. Sampai-sampai ada seorang pejabat eselon II yang disebut-sebut ‘penghianat’ dan tidak loyal memberi tantangan yaitu siap memberikan uang puluhan juta rupiah jika tuduhan kepada dirinya tersebut bisa dibuktikan secara jelas baik melalui foto maupun rekaman video.
Perbedaan pandangan dan pilihan politik adalah hal wajar dalam demokrasi. Pilkada seharusnya menjadi ajang kompetisi sehat untuk mencari pemimpin terbaik, bukan pemicu konflik antarkelompok.Soal sanksi terhadap oknum PNS terlibat politik praktis dan tidak loyal, itu menjadi urusan pimpinan pemerintah daerah.
Memang tidak semua orang memiliki pola pikir yang sama. Paling utama sekarang merekatkan kembali hubungan yang telah kusut. Hindari isu-isu dari oknum-oknum tertentu yang ingin merusak keharmonisan antar masyarakat di Kota Tomohon, seperti mencuat saat ini yaitu ada permainan elit politik Partai Gerindra melengserkan Caroll Senduk dan menjadikan Sendy Rumajar sebagai Wali Kota Tomohon. Entah siapa yang melempar rumor demikian, namun telah jadi pembicaraan sebagian masyarakat. Isu ngawur dan jangan percaya! Toh, kini sudah jelas pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang akan dilantik Presiden Prabowo Subianto. Harus diamini, itulah pilihan Tuhan yang terbaik untuk Kota Tomohon.
Ada kalimat menarik yang kerap disampaikan Wali Kota Tomohon Caroll Joram Azarias Senduk SH yaitu ‘Baku-baku bae deng baku-baku sayang’. Sebuah kalimat sederhana tapi jika disikapi maka Tomohon maju, Berdaya Saing dan Sejahtera bukan hanya sekadar tema dan impian, justru bisa terwujud. So how?
Tinggalkan Balasan