Lebih lanjut, Danrem menyampaikan bahwa program ini bukan hanya menyasar anak-anak sekolah, tetapi juga balita dan ibu hamil sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Papua.
“Tidak ada ego di sini. Kita semua berkolaborasi dan bersinergi menyukseskan program ini. Ini adalah semangat kita bersama. TNI hanya mendorong dan mendukung seluruh stakeholder agar program ini berjalan baik dan lancar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala SD YPK Yoka Baru, Welhelmina Makdalena Bano, menyambut antusias program MBG yang digulirkan pemerintah. Ia menyebutkan bahwa program ini menjadi yang pertama kali dilaksanakan di sekolah mereka, bahkan di lingkungan Yayasan Pendidikan Kristen yang berada di Distrik Heram yang berjumlah 12 sekolah.
“Saya secara pribadi dan atas nama yayasan menyampaikan terima kasih karena kami menjadi yang pertama menerima program MBG ini. Apalagi murid kami di sini mayoritas adalah Orang Asli Papua,” ungkap Welhelmina.

Terkait adanya penolakan dari sebagian orang tua, Welhelmina menyatakan pihak sekolah akan terus melakukan edukasi agar masyarakat memahami manfaat besar program ini.
“Kami menyadari masih ada penolakan, namun kami dari yayasan akan memberikan edukasi kepada orang tua murid. Karena kami semua berharap program ini dapat terus berjalan demi masa depan anak-anak kami,” pungkasnya. (ARS)