Ia juga mengapresiasi sinergi yang terjalin antara Bea Cukai Manado, Karantina, dan pihak Bandara Sam Ratulangi dalam memfasilitasi kelancaran ekspor.
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan DJBC Sulawesi Bagian Utara menambahkan, ekspor langsung dari Sulut memperkuat posisi provinsi ini sebagai gerbang logistik kawasan timur Indonesia.

“Ini bukti daya saing produk lokal di tengah tantangan tarif impor Amerika Serikat dan dinamika perdagangan global,” ungkapnya. Ini juga mencatat tonggak penting dalam sejarah ekspor komoditas perikanan.

CV Buka-Buka Island dinilai sebagai contoh UMKM yang berhasil memanfaatkan peluang di sektor nonmigas, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan perekonomian lokal. Bea Cukai Manado juga menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pelayanan optimal guna mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk melakukan ekspor.

Keberhasilan ekspor teripang ini tidak hanya mencerminkan ketangguhan produk perikanan Indonesia, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasar global terhadap kualitas komoditas laut Sulut. Gubernur Yulius menegaskan, peningkatan akses logistik serta dukungan pemerintah akan terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kelautan.

“Kami yakin Sulut bisa menjadi pemain kunci dalam ekspor produk perikanan nasional, asalkan semua pihak bersinergi,” tandasnya. Ekspor perdana teripang ini diharapkan menjadi awal dari gelombang baru penguatan ekonomi daerah berbasis sumber daya laut. (PRI/**)