Ia mencontohkan saat dirinya memimpin Kabupaten Jayapura, moto “Kasih Menembus Perbedaan” menjadi dasar dalam menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. “Semua warga punya hak yang sama. Kita tahu bagaimana mengatur hak-hak masyarakat adat, OAP, maupun non-OAP sesuai aturan,” tambahnya.
Menanggapi adanya aksi demonstrasi beberapa waktu lalu, Yunus menyebut itu sebagai bentuk aspirasi mahasiswa yang sah secara konstitusi. “Demo adalah ruang menyampaikan pendapat, selama berlangsung damai. Mari kita jadikan momen seperti ini untuk berdialog, bukan saling menyalahkan,” katanya.
Ia mengajak seluruh masyarakat Pegunungan yang ada di Provinsi Papua untuk tetap bersatu dan fokus membangun daerah masing-masing. “Tidak boleh ada perpecahan. Jangan terpancing provokasi. Kita adalah orang-orang yang memiliki harga diri, bukan kelompok yang bisa diremehkan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Mengakhiri pernyataannya, Yunus Wonda menyerukan kepada para pemimpin daerah agar lebih bijak dalam bertutur. “Jangan hanya datang minta suara saat pemilu, lalu mengabaikan setelah terpilih. Pemimpin yang sejati adalah mereka yang merangkul semua dalam suka dan duka,” tutupnya. (ARS)
Tinggalkan Balasan