Menurut Orpa Nari, kunjungan ini merupakan bagian dari upaya MRP menjaring aspirasi dan memetakan tantangan yang dihadapi Mama-mama Orang Asli Papua (OAP) dalam kegiatan ekonomi. Sebelumnya, tim juga telah mengunjungi Pasar Pharaa dan sejumlah unit usaha Mama-mama Papua sebagai sampel dari wilayah-wilayah adat.
“Semua usaha yang digeluti Mama-mama Papua masih bersifat swadaya. Kehadiran MRP adalah untuk memproteksi hak hidup OAP di tanahnya sendiri,” tegas Orpa dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya regulasi khusus yang mengatur pemanfaatan dana Otonomi Khusus (Otsus) secara lebih tepat sasaran dan berpihak kepada OAP, khususnya di wilayah adat Tabi.
“Ada bantuan modal usaha, tapi tanpa pengawasan. Kita minta pemerintah daerah buat regulasi yang melindungi dan memastikan dana Otsus benar-benar menyentuh OAP, sampai ke tingkat distrik dan kampung,” ujar Orpa.
Orpa juga mendorong pemerintah menyediakan ruang niaga untuk penjualan produk budaya Papua di lokasi strategis seperti bandara dan tempat transit, sehingga hasil karya Mama-mama Papua dapat dijual sebagai suvenir khas daerah.
Selain itu, ia berharap dunia perbankan, melalui kebijakan pemerintah, dapat memberikan kemudahan akses kredit kepada pelaku usaha kecil OAP. Menurutnya, contoh sukses seperti Mama Martha Suebu yang telah membawa produk kulit kayu ke panggung internasional perlu diikuti dengan perlindungan nyata bagi pelaku ekonomi lokal lainnya.
“MRP memiliki mandat memproteksi, berpihak, dan memberdayakan. Hasil penjaringan ini akan kami dorong menjadi regulasi daerah dengan payung hukum yang kuat,” tegas Orpa.

Menanggapi hal tersebut, Asisten III Setda Kabupaten Jayapura, Derek Thimotius Woow, menyampaikan apresiasi atas kegiatan MRP.
“Semua aspirasi yang disampaikan akan kami teruskan kepada pimpinan daerah, yakni Bupati dan Wakil Bupati. Keputusan tetap berada di tangan pimpinan,” kata Derek.(ARS)
Tinggalkan Balasan