Dalam kunjungan yang penuh empati itu, Anik tidak datang sendiri. Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr. Jeane Rumangkang memastikan kondisi medis sang ibu dan bayi stabil. Sementara Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Balai Litbang hadir untuk menjamin pendampingan psikososial dilakukan secara intensif.

“Kami ingin memastikan bahwa para penyintas, terutama ibu dan anak, mendapat perhatian yang utuh, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga psikologis,” tutur Anik.

Ia pun menyerahkan secara langsung paket bantuan untuk ibu dan bayi: perlengkapan neonatal, pakaian bayi, hingga tambahan nutrisi untuk mendukung masa pemulihan.

Namun lebih dari sekadar bantuan, kunjungan ini adalah pelukan simbolis dari pemerintah, pelukan yang mengatakan bahwa mereka tak sendiri.

“Elia adalah cahaya. Ia lahir bukan hanya untuk bundanya, tapi untuk kita semua yang ingin percaya bahwa dari luka bisa tumbuh harapan. Kita akan terus mendampingi, hingga semuanya pulih,” tegas Anik, penuh keyakinan.

Musibah KM Barcelona V menyisakan kepedihan. Namun di tengah puing-puing kehilangan, Elia hadir sebagai bukti bahwa kehidupan tak pernah menyerah. Ia adalah cerita baru yang dimulai dari dekapan cinta seorang ibu dan pelukan hangat dari banyak tangan yang peduli.(PRI/**)