Derek Wouw mendorong festival ini dapat menjadi agenda tahunan. Ia juga mengajak para kepala kampung dan distrik di Kabupaten Jayapura untuk menginisiasi kegiatan serupa.
“Festival bukan hanya tempat menjual produk lokal, tetapi juga sarana menarik pengunjung. Semakin banyak pengunjung, perputaran ekonomi masyarakat akan semakin meningkat,” ujarnya.

Kepala Distrik Ebungfauw, Nelce Katarina Taime, S.IP, mengajak lima kampung lain di wilayahnya berkreasi menghadirkan kegiatan serupa. “Saya berharap para ibu-ibu penjual di stan bisa merasakan manfaat langsung dari festival ini,” katanya.

Kepala Kampung Ebungfa/Putali, Henri Monim, menambahkan, penyelenggaraan festival ini lahir dari semangat dan dukungan dana kampung, meski sempat tertunda. “Akhirnya festival bisa terlaksana, dan kerajinan tangan masyarakat seperti hiloy mendapat pasar yang memberi manfaat ekonomi,” jelasnya.

Salah satu pemilik stan, Marlin Wally, juga menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, festival ini membantu ibu-ibu memasarkan kerajinan hiloy dan yanggalu (bale-bale papeda).
“Bahan yang digunakan berkualitas, diambil langsung dari hutan. Meski butuh waktu sekitar satu jam untuk membuat satu hiloy, kami bangga bisa menjual karya kami di sini,” tuturnya.(ARS/**)

Sumber : Diskominfo Jayapura