Sebelum pelantikan, Penjabat Gubernur Papua Agus Fatoni menyampaikan pesan kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) agar tetap solid dan profesional dalam menjalankan tugas pelayanan publik.

“Transisi kepemimpinan tidak boleh menimbulkan kekosongan fungsi pemerintahan. ASN harus menjadi pilar stabilitas dan birokrasi yang efektif,” ujar Agus Fatoni.

Pelantikan ini menjadi momentum bersejarah sekaligus awal babak baru bagi Papua. Bagi Presiden Prabowo, prosesi tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kesinambungan agenda negara dalam memperkuat pembangunan dan keamanan di Tanah Papua.

Pemilihan Gubernur Papua 2024 sempat diwarnai dinamika politik dan sengketa di Mahkamah Konstitusi yang berujung pada pemilihan ulang. Proses tersebut menjadi pelajaran penting bagi konsolidasi demokrasi lokal di Papua.

Kini, setelah melewati berbagai ujian, pelantikan Fakhiri–Rumaropen menandai era kepemimpinan definitif menuju stabilitas politik dan pemerintahan yang lebih baik di Bumi Cenderawasih.

Usai dilantik, Gubernur Papua Mathius D. Fakhiri menyampaikan pernyataan kepada awak media dengan nada tegas namun rendah hati.

“Pelantikan ini bukan kehormatan pribadi, melainkan amanah rakyat dan negara. Ini bukan akhir perjalanan politik, tapi awal pengabdian kami untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah hadir untuk semua orang Papua tanpa kecuali,” tegas Fakhiri.

Ia menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif dan kolaboratif di seluruh sektor.

“Papua tidak bisa maju kalau bekerja sendiri-sendiri. Pemerintah provinsi butuh dukungan kabupaten, kota, dan masyarakat. Kami ingin memperkuat kolaborasi lintas sektor agar pembangunan benar-benar menyentuh sampai ke akar rumput,” pungkasnya.(ARS)