Haris Yocku menambahkan, dirinya mendapat mandat dari Bupati Jayapura untuk turun langsung memberikan pembinaan agar peristiwa serupa tidak terulang.
“Kedua sekolah ini sebenarnya sekolah bagus dan telah banyak melahirkan lulusan yang sukses. Karena itu, saya minta anak-anak segera berhenti. Jangan ulangi lagi,” pesannya.

Wabup menegaskan bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi.
“Sekolah tidak pernah mengajarkan kekerasan atau kenakalan. Sekolah mendidik agar kalian menjadi orang hebat di masa depan. Datanglah ke sekolah untuk menimba ilmu, bukan untuk tawuran atau mencari masalah,” kata Wabup menekankan.
Dalam kesempatan itu, Pemkab Jayapura bersama pihak sekolah dan Polres Jayapura juga menggelar pertemuan singkat.
“Hasil kesepakatan kami, anak-anak yang diamankan akan membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan tersebut. Mereka baru bisa dijemput setelah orang tua atau wali datang dan menandatangani pernyataan. Jika belum, maka mereka tetap diamankan sementara,” jelasnya.
Langkah ini, kata Wabup, perlu dilakukan untuk memberikan efek jera kepada para pelajar. Ia juga mengapresiasi tindakan cepat Polres Jayapura dalam mengamankan puluhan siswa yang terlibat tawuran.
“Kami pemerintah daerah sangat berterima kasih kepada Kapolres dan jajaran yang sigap menindak dan membina anak-anak ini. Jadikan ini pengalaman pertama dan terakhir bagi kalian,” ujarnya.
Selain itu, Wabup mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak, terutama dalam penggunaan media sosial.
“Orang tua harus aktif mengontrol handphone anak. Tidak ada salahnya mengecek isi pesan, grup, atau akun media sosial seperti WhatsApp dan Facebook, karena dari sinilah sering muncul provokasi. Saya dengar bahkan ada grup bernama ‘Panglima Perang’ yang digunakan anak-anak untuk berkoordinasi tawuran,” ungkapnya.
Ia berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, agar dunia pendidikan di Kabupaten Jayapura tetap aman dan kondusif.(ARS)

Tinggalkan Balasan