Ia menegaskan sektor pariwisata tetap menjadi salah satu pilar penting pembangunan ekonomi masyarakat. Menurutnya, Festival Danau Sentani merupakan ikon unggulan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Jayapura yang harus dipersiapkan secara maksimal dan terukur.

RTD yang digelar Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura tersebut membahas konsep penyelenggaraan FDS 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2026.
Tahun ini, FDS direncanakan disinergikan dengan Festival Lembah Baliem, salah satu agenda wisata terbesar di Papua yang rutin menarik wisatawan mancanegara.
Ketua ASITA Papua, I Wanta Perangin-Angin atau akrab disapa Gantang, mengusulkan agar jadwal pelaksanaan FDS 2026 ditetapkan sejak awal dan tidak mengalami perubahan.
“Kepastian jadwal sangat penting agar paket wisata bisa kami jual dalam satu rangkaian kepada wisatawan,” katanya.
Selain itu, ASITA juga mengusulkan agar pelaksanaan FDS tidak terpusat di satu lokasi, melainkan menyebar ke kampung-kampung di sekitar Danau Sentani.
“Wisatawan cenderung tertarik melihat budaya asli yang ditampilkan secara alami di kampung. Dampaknya juga lebih langsung dirasakan masyarakat, mulai dari transportasi, kuliner lokal, hingga kerajinan tradisional,” jelasnya.
Menurut Gantang, konsep festival yang tersebar akan meningkatkan daya tarik wisata sekaligus memperluas dampak ekonomi bagi masyarakat kampung secara merata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura, Elisa Yarusabra, mengatakan pihaknya terus mematangkan persiapan FDS 2026 yang direncanakan berlangsung pada 5 Agustus 2026.
“Melalui RTD ini, kami menghimpun masukan dari seluruh pemangku kepentingan sebagai bahan pertimbangan demi menyukseskan FDS 2026 dan memajukan pariwisata Kabupaten Jayapura,” pungkasnya. (ARS)

Tinggalkan Balasan