Foto : Salah satu tempat tinggal warga asal Kawanua terdampak bencana banjir dan longsor di NTT
FLORES, KLIKJO.ID- Sebanyak 40-an warga asal Sulawesi Utara (Sulut) yang tinggal di Nusa Tenggara Timur (NTT) terdampak bencana banjir dan tanah longsor.
Fendy Tewu SPd, asal Raanan Baru, Kecamatan Motoling Barat, Minsel, Sulut yang saat ini tinggal di Kabupaten Flores Timur, mengatakan ada sekitar 40-an warga Sulut yang tinggal di NTT dan terdampak bencana alam banjir dan tanah longsor.
“Setahu saya warga Sulut yang terdampak bencana, sudah berada di tempat pengungsian” ujar Tewu yang berprofesi sebagai guru dan mengajar di SMP Negeri 1 Wulangitang, Kabupaten Flores Timur, NTT kepada wartawan Klikjo.id Selasa (6/4/2021).
Ditambahkan yang terdampak parah di Kabupaten Flores Timur yaitu Kecamatan Ile Boleng dan Kecamatan Adonara Barat. Warga Sulut yang terdampak sudah mengungsi di gereja dan sekolah yang aman dari banjir dan tanah longsor.
Ada beberapa keluarga asal Sulut yang terdampak cukup parah, masing-masing Keluarga Gembala Hanny Rey dan Ibu Vivi serta Dokter Danny dan Rinny Lumi, mereka tinggal dan bertugas di Kecamatan Waiwerang. Menurutnya kondisi tempat tinggal mereka mengalami kerusakan yang cukup parah.

“Kami warga Kawanua di NTT, sementara melakukan koordinasi dan mencari tahu siapa saja yang terdampak ataupun korban bencana,” ujarnya sambil meminta warga Sulut untuk berdoa untuk NTT.
Sementara itu sumber Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menyebut korban jiwa akibat bencana longsor dan banjir bertambah menjadi 84 orang.
“Jadi yang meninggal total seluruhnya 84 korban jiwa dan yang lagi dalam pencarian yang tertimbun dan sebagainya 71 orang,” kata Josef Nae Soi dalam jumpa pers virtual, Senin (5/4/2021).
Dijelaskan hampir seluruh kabupaten di NTT mengalami dampak bencana banjir hingga longsor. Namun ada wilayah yang mengalami dampak signifikan dan ada yang daerah tidak terkena dampak signifikan.
“Kurang lebih 49 yang meninggal, 23 dalam pencarian. Lembata 20 yang meninggal, 40 dalam pencarian, Alor 13 dalam pencarian, Ende yang meninggal 2 orang,” ujarnya (dikutip dari Detik.com)
Pemprov NTT dan pemerintah kabupaten telah melakukan sejumlah langkah untuk menanggulangi bencana banjir hingga longsor. Masyarakat diimbau tidak berkerumun.
“Bekerja sama dengan jajaran TNI-Polri membuat dapur umum dan kami berterima kasih kepada korem, dandim di kabupaten-kabupaten yang mengalami dampak cukup berat, di mana mereka melakukan dapur umum,” ucap Josef.(Wen/***)
Tinggalkan Balasan