Fahmi Awule saat berusaha bernegosiasi di jaga Polisi yang bertugas di PT MSM.

Bitung, KLIKJO.ID–Emosi Oma Rosinta HMB (67) tak tertahan ketika mengetahui tanahnya berpindah tangan ke PT Meares Soputan Mining (MSM). Rosinta tak terima karena dirinya pemillik sah lokasi lahan yang kini di kelola Perusahaan Tambang Emas tersebu.
Rosintha bersama tim hukum dari Kantor Pengacara Fahmi & Partner turun ke lokasi di Pinasungkulan, Bitung, Kamis (22/4/2021).

Rosintha adalah pemilik lahan sesungguhnya, dengan bukti Sertifikat Hak Milik (SHM) asli Nomor 204/Desa Pinasungkulan, Bitung. Ia sudah memiliki dan menguasai tanah itu sejak 2004 silam. Sementara MSM, disebut membeli tanah itu di bawah tangan dengan modal surat ukur, bukan SHM asli yang dikeluarkan BPN Bitung.
Tim kuasa hukum Rosintha, Fahmi Oksan Awulle and Partner menjelaskan, klien mereka sudah menyurat ke Presiden Direktur MSM David Sompie pada pertengahan Februari 2021 lalu.
“Bahkan, klien kami sudah berjumpa dengan David Sompie pada Maret 2021 lalu. Tapi tidak digubris,” tutur Fahmi.Ia membeberkan, Rosintha membeli tanah tersebut melalui prosedur normatif dengan Akta Notaris. Kemudian plotting menggunakan teknologi GPS dan mendaftarkan ke BPN. Keluarlah SHM 204. Tapi aneh menurut Fahmi, perusahaan sekaliber MSM koq malah membeli di bawah tangan.
“Klien kami sedang menempuh jalur hukum pidana dan perdata. Artinya, MSM harus menghentikan operasi di lahan Rosintha. Tapi yang terjadi, mereka terus mengeruk cadangan emas di lahan klien kami,” ujar pria yang pernah menggembok Pertamina tersebut.
Lanjut Fahmi, kliennya sudah melaporkan ke MSM, ketika perusahaan besutan David Sompie itu melakukan pengeboran pada tahun 2016. “Mereka (MSM) langsung menghentikan pengeboran ketika mengetahui itu tanah Rosintha,” kata Fahmi.
Pantauan di lokasi pada Kamis siang, MSM memasang pagar berlapis dari bambu dan kawat di akses masuk tanah Rosintha. Di balik pagar, tampak 20-an petugas kepolisian berdiri tegap sambil menenteng senjata bak di medan perang. Kontan fenomena ini mendapat protes Rosintha dan putrinya Keke. Fahmi memimpin aksi protes ke MSM.

“Kami minta pagar ini dibuka. Kami mau ketemu manajemen MSM. Atas dasar apa, mereka beroperasi mengeruk isi lahan ibu Rosintha,” teriak Fahmi dibalik pagar.

Selang beberapa saat, pemilik lahan menarik pagar dan tim pengacara merangsek masuk, untuk meminta keterangan MSM. Di lokasi itu, ternyata ada Jontor pimpinan sekuriti. Jontor kemudian menghubungi Manajer MSM bernama Yusak.

“Kami sudah berusaha mediasi dengan MSM. Dan jawaban Pak Yusak, esok (Jumat-red), tim hukum dan klien kami akan ketemu di kantor MSM. Perjuangan kami adalah MSM harus angkat kaki dari lokasi ibu Rosintha. MSM juga harus membayar ganti rugi karena mengeruk tanah berisi cadangan emas, lalu merusak lahan ibu Rosintha,” tegas Fahmi.

Dia memperingatkan MSM agar tidak semena-mena dan meremehkan perjuangan tim hukum dan pemilik lahan. “Apapun alasannya, kami akan tempuh habis-habisan. Karena ini menyangkut hak dan keadilan rakyat kecil. MSM bukan siapa-siapa di atas lahan ibu Rosintha,” teriak Fahmi yang diikuti gemuruh dukungan ratusan warga yang ikut dalam aksi protes itu.
Ia menyayangkan, tindakan MSM yang berlebihan melibatkan aparat kepolisian di lapangan.

Dalam kasus tanah Rosintha, menurut Fahmi, ada tendensi MSM mengadu konflik pemilik lahan atau masyarakat dengan aparat.

“Ini sama halnya pencuri masuk rumah orang, lalu meminta pengamanan aparat negara agar dia bebas mencuri,” kritik Fahmi depan awak media masa yang meliput seharian di lokasi.

Kendati demikian, Fahmi berterima kasih kepada puluhan arapat yang disiplin menjalankan tugas dan lebih memilih sikap humanis di lapangan.

“Kami juga berterima kasih, bahwa aparat kita hari ini tetap menjaga keamanan dan ketertiban. Kita tidak mendapat perlakuan buruk, walaupun di awal sempat berdebat sedikit. Akar semua persoalan ini, karena MSM tidak menghormati usaha ibu Rosintha,” pungkas Fahmi.(lan)