Bupati Hengki Yaluwo saat diwawancarai media.(foto:roger)

Bovendigoel,KLIKJO.ID–Hiruk pikuk pro dan kontra terhadap keputusan pemekaran Daerah Otonomi Baru Propinsi Papua Selatan (DOB PPS) menyeruak. Secara garis besar Propinsi Papua Selatan paling lama menunggu dimekarkan,karena menurut informasi 20 tahun lamanya antri dan kini mendapat gilirannya.

Lepas dari keberpihakan ataupun penolakan, kini DOB PPS sudah disahkan oleh Rapat Paripurna DPR RI yang digelar pada dua pekan silam dan resmi PPS terbentuk dan pisah dengan Propinsi Papua.

Menelisik hal ini, Bupati Boven Digoel Hengki Yaluwo SSos angkat bicara, bahwa terjadi riak kecil internal sesama orang asli Papua Selatan adalah wajar. Kecurigaan masyarakat asli Papua Selatan melihat ketidakadilan pemerintah pusat dalam mengakomodir putra-putri asli daerah dalam perekrutan tenaga kerja.

“DOB PPS sendiri memang banyak tantangan, beberapa pihak berpikir Orang Asli Papua (OAP) akan dirugikan dikemudian hari, melihat dari pengamatan disaat Papua baru dimekarkan menjadi dua propinsi yakni Papua Barat dan Papua,” ucap Hengki.

Oleh karena itu, Bupati Hengki meminta perhatian khusus dari Kepala Negara untuk meredam rasa ketidakadilan ini dengan melakukan berbagai langkah konkrit,dalam persiapan pemerintahan definitif DOB PPS mendatang.

“Sisi positif ada dalam pemekaran DOB PPS, dengan propinsi baru tentu akan mempermudah jangkauan sistem pemerintahan, dan juga akan membuka ruang kerja bagi anak-anak Papua. Kami memohon Bapak Presiden Jokowi memberikan kami peluang untuk 5 sampai 10 tahun ke depan, untuk kami dulu, nanti setelah persaingan itu terjadi silahkan berikan ruang kepada saudara-saudara nusantara untuk bersama bangun Papua Selatan, “pungkasnya.