Foto ; Ferry Liando Saat memaparkan materi “Peran Tokoh Gereja di Pemilu 2024” dalam studi meeting PIKI Minsel.(**)
MINSEL, Klikjo.id –Netralitas Tokoh Agama (Toga) sangat penting dalam menjaga kondusifitas jelang pemilu 2024. Hal ini ditegskan Pengamat Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Ferry Daud Liando, saat memaparkan materi “Peran Tokoh Gereja di Pemilu 2024” dalam studi meeting Persatuan Intelegensi Kristen Indonesia (PIKI) Minsel, berlangsung di Lantai IV Kantor Bupati, Selasa (30/05/2023) .
Akademisi yang memiliki concern tulen dan konsisten terhadap isu-isu kepemiluan dan kajian demokrasi menyebutkan, salah satu fenomena yang berpotensi akan terjadi pada pemilu 2024 adalah konflik.Untuk mengatasi efek konflik diperlukan peran penting tokoh-tokoh gereja.
“Mereka harus menjadi peredam jika konflik tidak bisa di cegah. Agar tokoh agama efektif dapat meredam konflik maka diharapakan mereka harus netral dalam pemilu,” ungkap Liando.
Menurutnya potensi konflik dalam pemilu bisa terjadi karena jumlah kursi yang akan diperebutkan tidak sebanding dengan jumlah calon. Semua calon berusaha untuk menang apalagi biaya kampanye sangat mahal.
Berbagai cara dilakukan, termasuk membujuk dan berusaha mempengaruhi para pemilih dan pendukung.Ketua Bidang Pemilu dan Demokrasi DPP PIKI menambahkan, pemilih pemilu yang cenderung pragmatis, menyebabkan pihak yang berbeda sikap politik selalu dianggap musuh.
Pengalaman pemilu 2019, perbedaan dukungan kerap memunculkan konflik. Apalagi sebagian calon diduga melakukan tindakan adu domba. Untuk mengatasi efek konflik itu kata Laindo, diperlukan peran penting tokoh-tokoh gereja.
Liando mengajak tokoh agama harus menjadi peredam dan penyejuk efek konflik yang ditimbulkan dalam dinamika pemilu.Tak ada cara lain, agar tokoh agama efektif dapat meredam konflik maka diharapakan harus netral dalam pemilu.
“Jika tokoh gereja menjadi tim pendukung calon maka hal yang bisa terjadi adalah mereka akan sulit menjadi mediator yang baik atau bahkan memicu konflik baru, apalagi tokoh agama itu banyak pengikut atau jemaat,” nilai Liando.
Para pengikut memiliki ragam pilihan berbeda, jangan dipaksa harus sama. Apalagi harus sejalan dengan pilihan tokoh gereja. Penting tokoh gereja membangun komitmen menjaga kedamaian dan keharmonisan.
Studi meeting ini merupakan rangkaian konfrensi cabang PIKI Minsel yang dibuka Bupati Frangky Wongkar. Selain Ferry Liando, tampil juga narasumber lainnya Goingpeace Tumbel yang merupakan sekretaris PIKI Sulut.(WEN/*)
Tinggalkan Balasan