
Debat : Paslon Bupati dan Wakil Bupati Alpius Toam- Giri Wijayantoro (ALGITO) saat debat publik kedua di Papua Youth Creative Hub (PYCH), Jln Poros Wahno, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua. Dengan Isu Transmigrasi.(Foto : ARS)
SENTANI, Klikjo.id –Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jayapura, Alpius Toam – Giri Wijayantoro (ALGITO) usai mengikuti debat publik kedua di Papua Youth Creative Hub (PYCH), Jln Poros Wahno, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, menanggapi dan memberikan keteragan kepada sejumlah wartawan terkait Isu Transmigrasi.
Kepada wartawan Pasangan ALGITO menyampaikan bahwa pada didebat publik yang digelar Senin (18/11/2024), terkait isu transmigrasi harus dijelaskan sedetail mungkin, namun dibatasi waktu yang singkat, sehingga hanya menjelaskan garis besar saja.
“Transmigrasi merupakan sinergitas pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, dimana dierah kepemimpinan presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Gibran ada fasilitas yang disediakan pemerintah pusat, akan tetapi di Provinsi Papua sebagian besar menolak akan transmigrasi,” ucap Toam kepada wartawan saat diwawancarai pada Selasa (19/11/2024) di kota sentani.
Menurutnya, transmigrasi ada dua Pengertian yaitu transmigrasi umum (luar daerah) dan Transmigrasi lokal (dalam daerah) baik provinsi dan Kabupaten. Dari dua pengertian diatas pasangan ALGITO, jika dipercayakan masyarakat Kabupaten Jayapura menjadi Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029 akan melakukan hal yang kedua yaitu transmigrasi lokal, dan itu suddah dipaparkan saat debat publik.
Alasannya, transmigrasi lokal adalah tingkat kepadatan penduduk di kabupaten Jayapura khusus di wilayah kota sentani dan sekitarnya berkisaran 50 persen penduduk di kabupaten Jayapura ada di kota sentani. Artinya, sekitar 375 jiwa per 1 km, dalam 300 -400 orang tinggal di wilayah tersebut dan itu cukup padat.
Sementara wilayah Airu, Kaura, Yapsi, Unurumguai, kepadatan sangat kecil. Airu hanya 0,5 persen jiwa tingal di dalam per satu km persegi karena jumlah penduduk yang sedikit. Kaure ada peningkatan dengan perhitungan ada kebaikan menjadi enam persen dikarenakan ada perusahaan Sinarmas.
“Jika dipercayakan memimpin Kabupaten Jayapura, tentunya Algito bukan mengambil keputusan sendiri. Kami akan membangun komunikasi baik dengan pemilik hak ulayat di setiap wilayah yang akan jadi sasaran transmigrasi lokal tersebut,” katanya.
Selain pemerataan penduduk transmigrasi lokal bukan hanya asal kirim, tapi pemerintah daerah memberikan fasilitas lahan, rumah, alat pertanian, membangun infrastruktur Jalan, menyediakan lampu, air bersih, pendidikan, kesehatan dan pendampingan dinas terkait.
“Transmigrasi lokal benar-benar penduduk asli Kabupaten Jayapura yang sudah lama tinggal dan tidak memiliki tempat tetap, dengan prioritas warga yang tinggal di wilayah cagar alam gunung Ciklop, dan bantaran sungai bahkan juga masyarakat yang tinggal di pinggiran danau Sentani.
“Bisa kita melihat contoh di daerah Kaure yang sudah dilakukan oleh keluarga Hamo memberikan sekian hektare lahan kepada warga Sulut, Toraja, Timor, dan lainnya. Mereka sudah membuktikan pada pemilu kemarin di wilayah kaure adalah suara terbanyak ke tiga setelah sentani, waibu,,” katanya
Selain Transmigrasi, juga program swasembada pangan yang juga memberikan manfaat baik bagi masyarakat karena ketika transmigrasi itu terjadi pasti pertumbuhan ekonomi akan baik kedepannya daerah yang tidak ramai penduduk akan menjadi ramai dengan kehadiran transmigran lokal.
Calon Wakil Bupati ALGITO Giri Wijayantoro menambahkan, ketika suatu daerah yang belum ramai dan bisa memberikan ruang kepada pemerintah daerah untuk membantu menata wilayah tersebut pasti wilayah itu akan menjadi ramai dan maju. “Tentu pemerintah daerah akan bersinergi dengan pemilik hpak ulayat sehingga kedepannya tidak salah tafsir dan pasti pemerintah akan memberdayakan masyarakat adat di wilayah yang akan dijadikan daerah transmigrasi,” ucap Giri. (ARS)
Tinggalkan Balasan