Warga sekitar langsung teriak histeris disertai tangisan sejumlah ibu-ibu yang mengetahui kedua korban ikut tertimbun tanah longsor. Warga sekitar segera berkumpul, dan berupaya melakukan pencarian korban yang tertimbun tanah.
Sejumlah warga melaporkan musibah itu kepihak pemerintah desa, kecamatan, serta pihak Kepolisian dan TNI. Puluhan personel Polres Minsel gabungan piket siaga, piket fungsi dan anggota Polsek Motoling, juga anggota Koramil Motoling, bersama masyarakat, gerak cepat (Gercep) mendatangi lokasi kejadian, dan membantu proses penggalian dan mengevakuasi kedua korban yang tertimbun tanah longsor.
Proses evakuasi berlangsung dramatis, dan setelah beberapa jam kedua korban akhirnya ditemukan. Sayangnya nyawa kedua korban tak tertolong dan dievakuasi ke Puskesmas Motoling Timur.
Kapolres Minsel AKBP David Candra Babega, SIK, MH, didampingi Kapolsek Motoling Iptu Maxi Sarijowan membenarkan musibah bencana alam tanah longsor tersebut. Menurut Kapolres, akses jalan tertimbun tanah panjang sekitar 15 meter dan ada dua warga menjadi korban Jesti, 10 tahun dan Nikita, 21 tahun. Keduanya meninggal akibat tertimpa tanah longsor.
Kapolres mengimbau masyarakat agar waspada menghadapi dinamika cuaca ekstrim saat ini. Juga kepada pengguna jalan agar memperhatikan kondisi cuaca saat berlalulintas, dan hindari tempat berpotensi terjadi longsor, banjir ataupun bencana lainnya. “Intinya kita harus peka, utamakan keselamatan,” imbau Kapolres Minsel.
Sementara itu Komandan Pos SAR Amurang Minsel, Hansen Mambulu, mengatakan kedua korban yang menjadi korban ditenggarai sedang berada dalam rumah dekat tebing, untuk istirahat siang,
kemudian terjadi musibah tanah longsor.(TIM)
Sumber : Humas Polres Minsel dll.
Tinggalkan Balasan