Bupati Boven Digoel Hengki Yaluwo S.Sos,M.AP (foto:ojr)

Boven Digoel,KLIKJO.ID — Demi cerdaskan Orang Asli Papua (OAP) Bupati Boven Digoel Hengki Yaluwo S.Sos,M.PA,menerapkan berbagai program akademisi,mengetahui bahwa pondasi dari kesejahteraan adalah pendidikan dirinya yang akrab disapa Hengki ini melobi banyak Universitas di Indonesia.

Apa kiatnya,maksud dari lobi itu adalah memuluskan OAP untuk bergabung bersama anak negeri lainnya untuk mendapatkan pendidikan yang setara.

Peningkatan sumber daya manusia yang produktif menjadi langkah awal,Papua itu dikuasai oleh orang non papua,posisi strategis baik di pemerintahan dan swasta di borong oleh orang luar papua.Inilah yang menumbuhkan semangat kepemimpinan Hengki untuk terus berupaya menata anggaran untuk biaya pendidikan gratis.

Universitas Terbuka,Universitas Hasanudin,Universitas Sam Ratulangi,Universitas Padjajaran,dan banyak Universitas lainnya yang dikunjungi oleh Hengki,tujuannnya hanya satu,menjadi garda terdepan untuk mencerdaskan generasi muda Boven Digoel dimasa datang.

Kali ini Hengki pun maju dalam helatan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029,  berpasangan dengan figur OAP yang punya kredibilitas integritas untuk bangun negeri yakni Melkior Okaiboh.
Menarik akan keterlibatan OAP untuk bisa memimpin Boven Digoel,Hengki menunjukan rasa cinta tanah air,dengan menarik Melkior sebagai calon wakil bupati,ini adalah tanda bahwa dirinya (hengki) menginginkan sesama OAP untuk bersatu bangun Boven Digoel.

Kalau dilihat paslon yang lain,lebih cenderung mengambil suku diluar papua untuk menjadi wakil bupati,tapi hengki mematahkan paradigma bahwa sesama OAP pun bisa bekerja sama dalam posisi Bupati dan Wakil Bupati,”ujar John Okaibob.

John pun berharap,masyarakat Boven Digoel melihat ini sebagai acuan dalam konteks pemungutan suara ulang yang akan digelar Agustus mendatang.
Menurutnya pun semua kandidat baik,karena semua punya visi misi yang sama membangun daerah.

Boven Digoel harus dipimpin oleh orang asli papua,semua jabatan baik dari pemerintahan maupun swasta harus dikendalikan oleh 5 suku di Boven Digoel,oleh karena itu dasar pendidikan tinggi gratis yang sudah dilakukan Hengki pada periode lalu patut di apresiasi,dan apa salahnya jika program itu terus dilanjutkan oleh Hengki untuk periode keduanya,”cetus John.

Pembangunan yang berkelanjutan menurut John tak mampu dilakukan dalam waktu singkat,jika terjadi peralihan kepemimpinan di Boven Digoel,apakah mampu menjamin keinginan seluruh masyarakat Boven Digoel.

Pembangunan jangka panjang memerlukan 25 sampai 30 tahun,jangka pendek memerlukan 10 tahun,itu pun belum mampu memenuhi espektasi masyarakat,nah jika Hengki terpilih ada bagian yang harus diteruskan,dan ada pula bagian yang harus di perbaiki,tapi setidaknya Hengki mampu melanjutkan apa yang menjadi harapan masyarakat,yakni sumber daya manusia orang asli papua yang setara dengan warga suku indonesia lainnya,”tutup John.