FOTO: Tokoh agama (Toga) dan tokoh adat (Toa) memberikan pernyataan di tempat terpisah terkait imbauan kepada warga jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua 2025.(ist)

SENTANI, Klikjo.id –Jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua pada 6 Agustus 2025 mendatang, tokoh agama (Toga) dan tokoh adat (Toa) Kabupaten Jayapura mengimbau warga untuk menjaga kedamaian dan tidak mudah terprovokasi, terutama dalam masa kampanye yang sedang berlangsung.

Ketua Badan Pekerja Klasis GKI Sentani, Pdt. Albert Suebu, S.Si., mengajak seluruh warga jemaat dan masyarakat untuk menyambut PSU dengan sikap dewasa dan bijaksana. Menurutnya, PSU merupakan kesempatan kedua yang diberikan negara kepada masyarakat Papua untuk menentukan pemimpin mereka secara demokratis.

“PSU ini adalah kesempatan yang patut disyukuri. Kita harus menjalaninya dengan kedamaian, tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Mari kita tebar kasih dan saling mendoakan agar proses ini berjalan damai,” ujar Albert di Sentani, 30 Juni 2025.

Ia juga mengingatkan pentingnya etika dalam bermedia sosial. “Hindari provokasi, baik di dunia nyata maupun maya. Jangan jadikan dunia maya sebagai tempat menyebar kebencian, apalagi saat masa kampanye seperti ini,” tambahnya.

Albert menekankan bahwa kedua pasangan calon yang bertarung dalam PSU merupakan putra terbaik Papua dan telah dinyatakan sah oleh negara. Ia meminta seluruh warga menerima hasil PSU dengan lapang dada, siapapun yang terpilih nanti.

Senada dengan itu, Ondofolo (tokoh adat) Ifar Besar, Alfius Imerson C. Nicolaas Joku, juga menyerukan agar masyarakat tetap menjaga persatuan dan tidak terpecah hanya karena perbedaan pilihan politik.

“Berpolitik sah-sah saja, tapi jangan berlebihan. Jangan saling menghujat atau menjelekkan, karena setelah PSU kita tetap hidup berdampingan. Jangan sampai karena politik, hubungan kekeluargaan dan persaudaraan rusak,” ungkap Alfius di kediamannya, Kamis, 3 Juli 2025.

Ia mengingatkan agar proses PSU berjalan bersih dan bebas dari politik uang. “Biarlah rakyat memilih dengan hati nurani, bukan karena iming-iming. Siapapun yang terpilih, itulah kehendak Tuhan,” tuturnya.

Kepada calon yang akan terpilih nanti, Alfius berpesan agar tetap merakyat dan tidak melupakan komitmen kepada masyarakat setelah menjabat. “Pemimpin sejati adalah yang hadir dengan hati tulus, tidak hanya saat kampanye, tapi juga setelahnya,” pungkasnya.(ARS)