Lebih lanjut, Gubernur Yulius menilai bahwa standar tinggi industri perhotelan dan hospitality Jepang adalah peluang emas bagi generasi muda Sulut untuk mengasah keahlian bertaraf global.
“Melalui program magang, anak-anak muda Sulut akan dibekali kompetensi profesional untuk bersaing di industri internasional,” ujarnya.
Kerja sama Sulut–Nagasaki sendiri sudah terjalin sejak lama. Namun, kepemimpinan baru di Sulut bertekad mengubahnya menjadi kolaborasi strategis yang berorientasi hasil nyata.
“Ini bukan seremoni seremonial. Ini bentuk nyata diplomasi daerah yang transformatif,” kata Gubernur Yulius.
Fokus kerja sama tidak hanya pada promosi destinasi unggulan, tetapi juga pada pertukaran budaya, pelatihan SDM, hingga potensi investasi industri pariwisata. Hadirnya pihak industri dalam rombongan Nagasaki menandakan keseriusan Jepang dalam menjajaki peluang investasi dan penyerapan tenaga kerja Sulut.
Gubernur Yulius menutup pertemuan dengan menyampaikan bahwa diplomasi daerah yang produktif harus memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
“Kemitraan ini adalah motor penggerak pembangunan berkeadilan. Manfaatnya harus langsung dirasakan oleh rakyat Sulawesi Utara,” pungkasnya. (PRI/**)
Tinggalkan Balasan