
Meninjau: Bupati Jayapura Yunus Wonda didampingi Wakil Bupati Haris Richard S. Yocku meninjau lapak UMKM lokal di Pantai Amai, Distrik Depapre, dalam kegiatan Pentas Budaya Tradisional dan Pameran UMKM Lokal Pesisir Tanah Merah.(Foto: Ist)
SENTANI, Klikjo.id –Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus mengembangkan pariwisata berbasis budaya lokal. Salah satunya melalui kegiatan Pentas Budaya Tradisional dan Pameran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Lokal digelar di Pantai Amai, Distrik Depapre, selama dua hari, Sabtu–Minggu (4–5/10/2025).
Mengusung tema “Mari Berbicara tentang Budaya Bahari Pesisir Tanah Merah,” kegiatan ini menjadi wadah bagi masyarakat pesisir untuk menampilkan kekayaan seni, tradisi, dan produk ekonomi kreatif yang mencerminkan identitas Tanah Merah—wilayah pesisir yang mencakup Tablanusu, Tablasupa, dan Depapre.

Bupati Jayapura Yunus Wonda menyebutkan, acara tersebut merupakan langkah awal pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi wisata bahari yang khas dan berkarakter.
“Ketika kita berbicara pariwisata dan kekayaan laut, maka pesisir Tanah Merah adalah jantungnya. Di sinilah budaya, alam, dan kehidupan masyarakat menyatu. Itu menjadi kekuatan besar untuk kita promosikan,” ujar Bupati Yunus Wonda.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati didampingi Wakil Bupati Jayapura Haris Richard S. Yocku, Plt Sekda Yusuf Yambe Yabdi, Kepala Disbudpar Elisa Yarusabra, para asisten Setda, pimpinan OPD, Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay, serta sejumlah tokoh adat dan masyarakat setempat.
Lebih lanjut, Bupati mengungkapkan bahwa Pantai Amai akan disiapkan menjadi lokasi Festival Budaya Bahari, sebagai pelengkap Festival Danau Sentani yang setiap tahun digelar di Pantai Khalkote. Dengan demikian, wisatawan memiliki lebih banyak pilihan destinasi wisata berbasis budaya di Kabupaten Jayapura.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Jayapura, Fredrik Modouw, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi.
“Teknologi boleh berkembang, tapi budaya tidak boleh hilang. Melalui pentas ini, kami ingin menanamkan kembali kebanggaan masyarakat terhadap identitas budaya mereka,” katanya.
Acara menampilkan delapan sanggar seni lokal yang membawakan tari, musik, dan pameran kerajinan tradisional. Selain itu, puluhan pelaku UMKM pesisir dari Kampung Amai dan sekitarnya turut memamerkan produk mereka. Para pelaku usaha juga mendapat pembekalan tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang difasilitasi oleh Kementerian Hukum dan HAM, agar produk mereka terlindungi secara hukum dan memiliki daya saing.
Fredrik menambahkan, narasumber dari berbagai kampung seperti Tablanusu, Tablasupa, Wambena, Yepase, dan Doromena turut berbagi cerita dan pengetahuan budaya dalam sesi diskusi terbuka.
Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat pesisir. Sekaligus memperkuat citra Kabupaten Jayapura sebagai “Gerbang Wisata Bahari dan Budaya Papua.”(ARS)
Tinggalkan Balasan