Sidak : Gubernur Papua Matius D. Fakhiri meninjau salah satu ruang perawatan di RSUD Abepura, Jayapura, Jumat (7/11/2025).(Foto: Ist)

JAYAPURA, Klikjo.id –Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu fasilitas kesehatan terbesar di wilayah itu. Kunjungan dadakan tersebut membuat uasana di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, Kota Jayapura, mendadak tegang pada Jumat (7/11/2025) kala itu.

Tanpa pengawalan ketat, Gubernur Fakhiri menelusuri ruang-ruang perawatan dan berdialog langsung dengan tenaga kesehatan (nakes). Dalam perbincangan itu, sejumlah nakes menyampaikan keluhan seputar keterlambatan pembayaran insentif, keterbatasan tenaga medis, hingga kondisi fasilitas yang memprihatinkan.

“Sudah berbulan-bulan kami belum menerima insentif penuh. Jumlah tenaga medis terbatas, sementara pasien terus bertambah,” ujar seorang perawat yang enggan disebutkan namanya.

Beberapa nakes juga mengaku harus menangani banyak pasien dalam satu shift tanpa alat pelindung diri (APD) yang memadai. Keluhan serupa datang dari tenaga honorer yang belum mendapatkan kepastian status kepegawaian.

“Kami ikut piket malam, tangani pasien kritis, tapi tetap dianggap tenaga tambahan. Ini tidak adil,” ucap seorang tenaga honorer.

Fasilitas Tak Memadai dan Alat Medis Rusak

Dalam peninjauannya, Fakhiri tampak serius menelusuri sejumlah ruangan yang sempit dengan ventilasi buruk. Ia juga berdialog dengan pasien dan keluarga yang tengah dirawat.

“Hari ini saya menemukan sejumlah alat medis vital rusak dan sirkulasi udara yang tidak memadai bagi pasien,” kata Fakhiri.

Gubernur menilai pelayanan dasar di RSUD Abepura masih jauh dari standar. Menurutnya, persoalan yang terjadi bukan sekadar soal anggaran, melainkan lemahnya komitmen manajemen dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan.

“Pelayanan dasar belum berjalan baik. Ini bukan hanya soal dana, tapi juga tanggung jawab dan perhatian terhadap tenaga medis,” tegasnya.

Pemprov Siapkan Rencana Pembenahan

Fakhiri menegaskan, Pemerintah Provinsi Papua akan meninjau kembali sistem pengelolaan dana rumah sakit agar lebih tepat sasaran. Ia juga meminta adanya rencana pembenahan jangka menengah, termasuk perbaikan sistem rekrutmen dan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.

“Kita akan lakukan evaluasi menyeluruh dalam lima tahun ke depan. Fokusnya pada kesejahteraan nakes dan perbaikan manajemen layanan dasar,” ujar Gubernur.

Suara dari Dalam RSUD Abepura

Dari pantauan di lapangan, sejumlah tenaga kesehatan mengeluhkan ruangan yang tidak layak, pendingin udara yang rusak, serta pembayaran jasa yang jauh di bawah standar.

“Uang jasa kami hanya dibayar Rp250 ribu, itu pun dibagi untuk 20–30 orang. Kami sudah sampaikan ke manajemen, tapi tak pernah ada tindak lanjut,” ungkap Rosalia, petugas Ponek RSUD Abepura.

Keluhan lain datang dari Iyut, tenaga gizi rumah sakit, yang menyoroti alih fungsi tugas di internal manajemen.

“Tugas pengelolaan gizi malah diambil alih oleh ketua dan sopir ambulans yang kini jadi petugas pendorong oksigen. Ini di luar tupoksi. Kalau terjadi sesuatu pada pasien, siapa yang bertanggung jawab?” ujarnya kecewa.

Sidak yang Membuka Tabir

Sidak Gubernur Papua ini membuka tabir kondisi layanan kesehatan di Papua yang selama ini tertutup oleh laporan administratif. Di balik dinding RSUD Abepura, para tenaga medis terus berjuang dalam keterbatasan antara dedikasi dan kelelahan yang nyaris tanpa penghargaan.(ARS)