Foto : Kepala Dinas P3AD Minsel dr Erwin Schouten, melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta peluncuran aplikasi Ayo Lapor.(Ist)

MINSEL, Klikjo.id  –Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel),  melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (P3AD) terus memperkuat pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan melakukan sosialisasi dan menyiapkan aplikasi ayo lapor.

Kepala Dinas P3AD Minsel dr Erwin Schouten, ditemui wartawan pada Jumat (21/11/2025) mengatakan, upaya pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan  pihak berkompeten dan masyarakat pada umumnya.

“Pencegahan membutuhkan peran semua pihak, mulai dari orang tua, keluarga, tokoh agama, tokoh masyarakat, sekolah, hingga pemerintah desa atau kelurahan,” ujarnya.

Menurut Schouten, P3AD Minsel selama ini mengintensifkan edukasi dan sosialisasi terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk KDRT dan kekerasan seksual.

Sosialisasi dilakukan melalui media massa, pertemuan dengan pemangku kepentingan, serta kunjungan ke sekolah-sekolah.

Menurutnya, tantangan terbesar adalah sulitnya memprediksi kapan dan di mana kekerasan bisa terjadi.

Karena itu, mempersempit peluang terjadinya kekerasan menjadi langkah utama yang harus dilakukan.

“Pengawasan orang tua sangat penting dalam mencegah kekerasan terhadap anak. Komunikasi yang baik membantu anak memahami potensi ancaman, dan orang tua harus tahu dengan siapa dan di mana anak beraktivitas,” jelasnya.

Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga memiliki peran strategis dalam memberi bimbingan dan penguatan karakter bagi warga dan jemaat.

“Warga yang taat beribadah biasanya lebih terhindar dari perilaku kekerasan. Tokoh agama dan masyarakat mengenal baik karakter warga mereka, sehingga perannya sangat penting,” kata Schouten.

Dalam mendukung pencegahan dan penanganan kasus, P3AD Minsel telah meluncurkan aplikasi berbasis digital bernama Ayo Lapor, yang memudahkan masyarakat membuat laporan terkait kekerasan.

“Aplikasi ini bisa diakses melalui website maupun barcode. Tujuannya agar masyarakat lebih mudah melaporkan kasus,” tambahnya.

Schouten juga menegaskan bahwa sekolah sebagai lingkungan kedua bagi anak turut memegang peran penting. Guru di semua jenjang pendidikan — SD, SMP, hingga SMA/SMK — diharapkan terus meningkatkan pengawasan dan edukasi.

“Ketika kegiatan sekolah kembali normal, anak-anak banyak menghabiskan waktu di sekolah. Karena itu, peran guru dalam edukasi dan pengawasan sangat penting,” terangnya.

P3AD Minsel menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat upaya pencegahan demi meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Minahasa Selatan.(WEN/**)