Sebagian besar dari mereka diketahui masih berstatus pelajar dan mahasiswa dari sejumlah kampus di Nabire, seperti USWIM dan STIKES.

“Kami dalami apakah mereka terlibat langsung mengibarkan atau mengarak bendera, atau hanya ikut dalam rombongan. Jika penyidik menilai mereka tidak terlibat langsung, ada kemungkinan mereka dipulangkan ke keluarga masing-masing,” ujar AKBP Tatiratu.

Selain pemeriksaan hukum, polisi juga memberikan pembinaan dan edukasi. Kapolres menekankan pentingnya para pemuda menjaga masa depan dan menghargai perjuangan orang tua.

“Kami sampaikan bahwa mereka harus menghargai keringat orang tua. Jangan sampai tindakan seperti ini justru menghancurkan masa depan mereka,” tambahnya.

Upaya Polres Nabire ini menunjukkan keseimbangan antara penegakan hukum dan pendekatan sosial.

Nasib 10 pemuda tersebut kini menunggu keputusan penyidik, menjalani proses hukum atau mendapatkan kesempatan kedua demi masa depan mereka.(YM)

Jika Anda ingin menambahkan caption alternatif, infografik, atau versi untuk TikTok news, saya siap bantu!