Pedagang mengaku kalah bersaing dengan pedagang di pinggir jalan, pasar kaget, serta pedagang keliling yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Banyak pedagang mengeluhkan karena barang dagangan tidak habis terjual. Pembeli lebih memilih berbelanja di pinggir jalan atau ke pedagang keliling,” jelasnya.

Menurut Bupati, kondisi itu membuat perputaran ekonomi di dalam pasar menjadi menurun.

Menanggapi persoalan tersebut, Bupati menegaskan langkah tegas akan dilakukan mulai tahun depan 2026.

“Tahun depan tidak boleh lagi ada yang berjualan di pinggir jalan, gang-gang, atau menggunakan motor dan mobil. Semua harus masuk ke pasar agar perputaran uang kembali terjadi di Pasar Pahara,” tegasnya.

Ia juga mengumumkan rencana mengaktifkan kembali Pasar Lama pada tahun 2026 dengan pembagian waktu operasional.

“Pasar Pahara akan dibuka pagi hari, sedangkan Pasar Lama sore hari. Dengan pola ini, perputaran ekonomi masyarakat diharapkan semakin optimal,” katanya.

Bupati turut mengimbau seluruh pedagang dan masyarakat mendukung penataan kota Sentani.

“Penjualan ikan dan daging di pinggir jalan menimbulkan sisa darah dan air kotor yang bisa berbau saat terkena panas matahari. Ini mengganggu pengguna jalan. Karena itu, semua pedagang wajib kembali berjualan di dalam pasar,” pungkasnya.(ARS)